TUGAS
MAKALAH SUMBER DAYA PERIKANAN
“Family
Pomacentridae (Clown fish)”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VIII
TAUFIKIR I1A1
13 027
ARMAN I1A1
13 062
HASAN ASROF HASMAR I1A1 13 098
LA
MOKI I1A1 13
047
IWAN
MANDALIKA I1A1 13 052
SUPRIN
I1A1 13
022
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur atas kehadirat allah SWT karena dengan rahmatnya sajalah sehingga
penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Family
Pomacentridae (Clown fish)” guna untuk memenuhi kewajiban saya dalam
mata kuliah Sumber Daya Perikanan.
Dalam
pembuatan makalah ini, penulis mengharapkan dapat bermanfaat terhadap orang
lain sebagai bahan masukan dan menambah wawasan mengenai ekologi dan biologi
hewan di lamun.
Jika ada kesalahan
dalam penulisan ini, penulis meminta maaf sebesar-besarnya karena penulis juga
sebagai manusia biasa yang tak lupuk dari kesalahan. Akhir kata wabillahi
taufik walidaya wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Kendari, 25 Maret 2015
Penulis,
|
ii
|
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iv
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang............................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C.
Tujuan dan Manfaat.................................................................... 3
II.
PEMBAHASAN
A.
Potensi Sumberdaya Perikanan ................................................. 4
B.
Ekobiologi ..................................................................................... 6
C.
Daerah Penangkapan .................................................................. 15
D.
Tingkat Pengusahaan
.................................................................. 16
III.
PENUTUP
A.
Kesimpulan .................................................................................... 17
B.
Saran .............................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
|
iii
|
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1
Clown Anemonefish (Amphiprion percula) .......................................... 6
2
False Clown Anemonefish (Amphiprion ocellaris) ............................... 6
3
Spinecheek Anemonefish (Premnas biaculeatus) ................................. 7
4
Orange Anemonefish (Amphiprion sandaracinos) ................................ 7
5
Tomato Clownfish (Amphiprion frenatus) ............................................ 7
6
Pink anemonefish (Amphiprion perideraion) ........................................ 8
7
Saddleback Clownfish (Amphiprion polymnus) ................................... 8
8
White-Bonnet Anemonefish (Amphiprion leucokranos) ....................... 8
9
Red Sea Anemonefish (Amphiprion bicinctus) ..................................... 9
10 Clark’s
Anemonefish (Amphiprion clarkii) ........................................... 9
11 Orange-fin
Anemonefish (Amphiprion chrysopterus)
........................... 9
12 Maroon
Clownfish (Premnas biaculeatus) ............................................ 10
13 Morfologi Ikan Nemo/Badut (Amphiprion percula) ............................. 11
14 Alat Tangkap Serok ............................................................................... 16
|
iv
|
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perairan Indonesia kaya dengan berbagai jenis
ikan hias air laut dan juga memiliki potensi alami yang sangat baik untuk mengembangkan
usaha perikanan terutama ekspor ikan hias laut. Iklim tropis Indonesia cocok
untuk budidaya berbagai jenis ikan hias dan memungkinkan dapat berproduksi
sepanjang tahun. Sumber daya alamnya juga mendukung yaitu lahan masih luas,
sumber air melimpah, dan pakan alami juga masih banyak ketersediaannya di alam.
Pembudidayaannya tidak terlalu sulit karena didukung oleh iklim Indonesia yang
sesuai (Lesmana dan Iwan, 2006).
Ikan hias merupakan salah satu jenis hasil
perikanan di Indonesia yang belum memperoleh perhatian yang besar dibandingakan
dengan komoditas pertanian lain pada umumnya, dimana komoditas tersebut dapat
memberikan andil tidak sedikit bagi pemasukan devisa negara. Sampai saat ini
Indonesia terkenal sebagai penghasil ikan hias terbesar di dunia (Saksono,
2000).
Ikan nemo atau Clown
fish berasal dari famili Pomacentridae. Salah satu famili terbesar dalam
komunitas ikan karang Hingga saat ini diketahui ada sekitar 32 spesies. 2
spesies diantaranya termasuk dalam marga Amphiprion dan dua lainnya
marga Premnas. Sedangkan hybrid sendiri adalah perkawinan silang antara
2 jenis spesies yang berbeda untuk mendapatkan keturunan yang berbeda pula.
Mengingat jumlah spesies clownfish yang cukup banyak tersebut dapat memberikan
peluang untuk melakukan perkawinan silang. Sampai saat ini Balai Perikanan
Budidaya Laut Ambon telah mengembangkan 8 spesies clownfish dan berhasil
menghibrid beberapa spesies dari jenis tersebut. Ukuran maksimal clown fish bisa
mencapai 10 – 18 cm (Wood, 2001).
|
2
|
Makala ini Akan memberikan sedikit informasi
mengenai ikan badut itu sendiri yang menyangkut tentang potensinya di
Indonesia, aspek ekologinya yang menyangkut didalamnya habitat ikan badut,
aspek daera penangkapanya menyangkut persebaranya serta tingkat pengusahaanya.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makala ini hanya menyangkut beberapa aspek
yang tlah di sebutkan diatas tadi yaitu :
1.
Bagaimana
potensi sumberdaya ikan badut (clown fish) di Indonesia ?
2.
Bagaimana
aspek biologi dari ikan badut ?
3.
Dimanakah
daera penagkapan dari ikan badut ?
4.
Bagaimana
dengan tingkat pengusahaan ikan badut di Indonesia ?
C.
|
3
|
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahuai potensi sumber daya perikanan ikan nemo atau ikan badut (Clown fish)
2.
Mengetahui aspek ekoblogi dari ikan nemo atau ikan badut (Clown fish)
3.
Mengetahui daerah penangkapan dan alat tangkap dari ikan nemo atau ikan badut (Clown fish)
4.
Mengetahui teknik pemasaran dari ikan nemo atau ikan badut (Clown fish)
Manfaat dari makalah ini
yaitu sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan mengenai ikan hias family Pomacentridae (Clown fish).
PEMBAHASAN
A.
Potensi Sumberdaya Perikanan Ikan Nemo (Clown fish)
Menyebut masallah potensi, ikan badut adalah
salah satu jenis ikan hias yang ada di Indonesia yang memilki potensi sangat
tinggi jika kita melihat dari potensi keberadaanya di Indonesia yang merupakan
daera tropis dimana menjadikan karang yang menjadi habitat utama hewan ini
tumbuh dengan baik. Menurut Mc. Grouther, (2004) Ikan badut dapat ditemukan di
kedalamn 1-12m ikan ini terdapat pada perairan tropis. Makah hal ini seakan
menjelaskan bahwa ikan badut atau clown fish sangatlah berpotensi di perairan
Indonesia. Potensi akan keberadaannya haruslah kita manfaatkan dengan baik,
karna hla ini bisa mnejadi penunjang ekonomi. Dewasa ini, ikan badut mulai banyak dicari
orang untuk dijadikan binatang peliharaan. Beberapa penelitian dan budidaya
sudah dilakukan terhadap ikan badut.
Ikan nemo (Clown
fish) memiliki potensi yang cukup tinggi. Ikan ini memiliki 30 spesies yang
umum disebut ikan badut. 29 spesies diantaranya dikelompokkan dalam genus Amphiprion dan sisanya 1 spesies dalam sebagai anggota genus Premnas.
Berikut adalah jenis-jenis ikan nemo (Clown fish) :
§ Amphiprion
akallopisos; atau Whitebacked clownfish, di Indonesia
dikenal juga sebagai ikan geger putih.
§ Amphiprion
akindynos; atau Barrier reef anemonefish.
§ Amphiprion
allardi; atau Allard’s anemonefish
§ Amphiprion
barberi;
§
|
5
|
§ Amphiprion
chagosensis; atau Chagos anemonefish
§ Amphiprion
chrysogaster; atau Mauritian anemonefish
§ Amphiprion
chrysopterus; atau Orangefin anemonefish
§ Amphiprion
clarkii; atau Clark’s anemonefish, di indonesia
dikenal sebagai ikan giru atau ikan badut.
§ Amphiprion
ephippium; atau Red saddleback anemonefish, di Indonesia
dikenal sebagai ikan giru totol atau ikan tompel.
§ Amphiprion
frenatus; atau Tomato clownfish, di Indonesia dikenal
sebagai ikan badut, atau ikan tompel strip.
§ Amphiprion
fuscocaudatus; atau Seychelles anemonefish
§ Amphiprion
latezonatus; atau Wide-band Anemonefish
§ Amphiprion
latifasciatus; atau Madagascar anemonefish
§ Amphiprion
leucokranos; atau Whitebonnet anemonefish
§ Amphiprion
mccullochi; atau Whitesnout anemonefish
§ Amphiprion
melanopus; atau Black anemonefish
§ Amphiprion
nigripes; atau Maldive anemonefish
§ Amphiprion
ocellaris; atau Western clownfish atau Nemo
§ Amphiprion
omanensis; atau Oman anemonefish
§ Amphiprion
pacificus;
§ Amphiprion
percula; atau Pink anemonefish, di Indonesia dikenal
sebagai ikan badut
§ Amphiprion
perideraion;
§
|
6
|
§ Amphiprion
rubrocinctus; atau Australian anemonefish
§ Amphiprion
sandaracinos; atau Yellow clownfish, di Indonesia dikenal
ikan giru
§ Amphiprion
sebae; atau
Brown clownfish, di Indonesia dikenal ikan giru pasir
§ Amphiprion
thiellei; atau Thielle’s anemonefish
§ Amphiprion
tricinctus; atau
Maroon clownfish
§ Premnas
biaculeatus; atau GOLD
stripe clown dan Spine-cheek anemonefish, di Indonesia
dikenal sebagai ikan Giro balong strip kuning (http://alamendah.org, 2014).
Gambar 1. Clown
Anemonefish (Amphiprion percula)
Gambar 2. False Clown
Anemonefish (Amphiprion ocellaris)
|
7
|
Gambar 3. Spinecheek
Anemonefish (Premnas biaculeatus)
Gambar 4. Orange
Anemonefish (Amphiprion sandaracinos)
Gambar 5. Tomato
Clownfish (Amphiprion frenatus)
|
8
|
Gambar 6. Pink
anemonefish (Amphiprion perideraion)
Gambar 7. Saddleback
Clownfish (Amphiprion polymnus)
Gambar 8. White-Bonnet
Anemonefish (Amphiprion leucokranos)
|
9
|
Gambar 9. Red Sea
Anemonefish (Amphiprion bicinctus)
Gambar 10. Clark’s
Anemonefish (Amphiprion clarkii)
Gambar 11. Orange-fin
Anemonefish (Amphiprion chrysopterus)
|
10
|
Gambar 12. Maroon
Clownfish (Premnas biaculeatus)
B.
Ekobiologi
1. Klasifikasi
dan Morfologi
Klasifikasi ikan badut (Amphiprion
percula) menurut Fautin dan Allen (1992), adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Super kelas : Osteichthyes
Kelas : Actynopterygii
Sub kelas : Neopterygii
Ordo : Perciformes
Sub ordo : Labroidei
Famili : Pomacentridae
Genus : Amphiprion
Spesies : Amphiprion percula
Ikan badut (Amphiprion
percula) berwarna oranye cerah, dengan tiga garis putih pada
tubuhnya. Tiga garis putih pada ikan badut terdapat pada bagian pada bagian
kepala, tengah-tengah badan, dan pangkal ekor. Ikan ini, memiliki sebaran warna
hitam pekat dan pola garis putih di bagian perut lebih tajam. Selain itu, ikan
badut memiliki jari-jari keras sebanyak 10 buah dan jari-jari lunak pada sirip
punggungnya sebanyak 17 buah, dengan panjang jari-jari sirip yang berbeda
(Fautin dan Allen, 1992). Gambar morfologi ikan badut (Amphiprion percula) dapat dilihat pada Gambar 2.
|
11
|
Gambar 13. Morfologi Ikan Nemo/Badut (Amphiprion percula)
(Sumber
: Http: Google.com)
2. Habitat
Ikan badut merupakan ikan karang tropis yang hidup di perairan hangat
pada daerah terumbu dengan kedalaman kurang dari 50 meter dan berair jernih.
Dengan daerah penyebaran di Samudera Pasifik (Fiji), Laut Merah, Samudra Hindia
(Indonesia, Malaysia, Thailand, Maladewa, Burma), dan Great Barrier Reef
Australia (https://adearisandi.wordpress.com, 2012).
Ikan badut (Amphiprion
percula) berasal dari Papua Nugini dan Kepulauan Solomon. Ikan
badut hidup di laut dengan kedalaman 1-12 meter pada derah terumbu karang di
pesisir dan di teluk. Beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi dan arah
distribusi dari ikan badut adalah jumlah larva, ketersediaan anemon laut,
faktor-faktor hidrografi dan adanya daratan penghalang (Wood, 2001).
|
12
|
Parameter
kualitas air yang perlu diperhatikan dalam budidaya ikan badut menurut Anonim
(2009), yaitu suhu (28 -32 0C), salinitas (30-32 ppt), kesadahan (80-120 mg/l),
pH (7-8), DO (>5 mg/l), amoniak (<0,5 mg/l), phospat (<0,1 mg/l), NO2
(<0,1 mg/l), dan NO3 (<0,5 mg/l).
3.
Makanan
Ikan badut merupakan ikan omnivore (pemakan hewan dan tumbuhan), jadi
selain invertebrata kecil (crustacea & parasit yang melekat pada tubuh
anemon), alga juga diketahui memenuhi 20 – 25% kebutuhan nutrisinya (http://ikanhiasahmad.blogspot.com, 2014).
Ikan badut (Amphiprion
percula) di alam mendapatkan makanan dari sekitar anemon. Ikan
badut merupakan ikan omnivora yang mengkonsumsi zooplankton, invertebrata kecil
(crustacean) dan
parasit yang melekat pada tubuh anemon serta alga bentik. Ikan badut biasanya
menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk mencari makan, bermain, dan
berpasangan dalam wilayah tempat hidupnya (Wood, 2001).
4.
|
13
|
Pada dasarnya clown fish terlahir dalam keadaan jantan dan yang akan
berubah kelamin menjadi betina adalah yang terbesar dari kelompoknya atau
pasangannya. Untuk mencapai ukuran induk membutuhkan waktu sekitar 8 bulan
sampai 1 tahun (Fautin dan Allen, 1992).
Ikan
badut hidup dalam kelompok kecil dalam satu anemon yang terdiri dari pasangan
induk, beberapa ikan jantan muda, dan beberapa anakan ikan yang juga berkelamin
jantan. Ketika betinanya mati, ikan jantan dominan akan berubah kelamin menjadi
betina dan akan mencari pasangan jantan, strategi ini dikenal sebagai sequential
hermaphroditism (perubahan kelamin secara berurutan). Saat musim pemijahan
(sekitar bulan purnama), telur diletakkan pada permukaan relatif datar dekat
anemon mereka. Kedua induk menjaga telur dan mengipas telur mereka dengan air
segar selama 6 sampai 10 hari. Biasanya penetasan terjadi saat malam hari,
kurang lebih 2 jam setelah matahari terbenam. Setelah menetas, bayi ikan badut
akan naik ke permukaan dan hidup dengan memakan plankton. Setelah cukup besar,
anakan ikan badut akan turun dari permukaan dan mencari anemon inang yang
sesuai. Di anemon inang, mereka akan mengikuti tahapan hirarki yang ada.
Setelah tumbuh dari anakan menjadi remaja yang belum matang secara seksual,
ikan badut akan masuk ke tahap berikutnya, yaitu mengembangkan alat reproduksi
jantan (gonad) yang matang sebagai pasangan betina dominan (Fricke, 1977).
5.
|
14
|
Ikan badut bersifat Sequential hermaphroditism (perubahan kelamin secara
berurutan). Semua ikan badut
berjenis kelamin jantan ketika mereka lahir. Setelah mereka dewasa , individu
dominan akan berubah menjadi betina. Betina biasanya berukuran lebih besar
daripada jantan dan akan menjadi pemimpin utama dari wilayah mereka. Ikan badut
hidup dalam kelompok kecil dalam satu anemon yang terdiri dari pasangan induk,
beberapa ikan jantan muda, dan beberapa anakan ikan yang juga berkelamin
jantan. Ketika betinanya mati, ikan jantan dominan akan berubah kelamin menjadi
betina dan akan mencari pasangan jantan, strategi ini dikenal
sebagai sequential hermaphroditism (perubahan kelamin secara
berurutan). Saat musim pemijahan (sekitar bulan purnama), telur diletakkan pada
permukaan relatif datar dekat anemon mereka. Kedua induk menjaga telur dan
mengipas telur mereka dengan air segar selama 6 sampai 10 hari. Biasanya penetasan
terjadi saat malam hari, kurang lebih 2 jam setelah matahari terbenam. Setelah
menetas, bayi ikan badut akan naik ke permukaan dan hidup dengan memakan
plankton. Setelah cukup besar, anakan ikan badut akan turun dari permukaan dan
mencari anemon inang yang sesuai. Di anemon inang, mereka akan mengikuti
tahapan hirarki yang ada. Setelah tumbuh dari anakan menjadi remaja yang belum
matang secara seksual, ikan badut akan masuk ke tahap berikutnya, yaitu
mengembangkan alat reproduksi jantan (gonad) yang matang sebagai pasangan
betina dominan. Ikan badut merupakan salah satu jenis ikan hias air laut yang
berhasil dikembangbiakkan di penangkaran dalam skala besar (http://adearisandi, 2012).
C.
|
15
|
Mengenai daerah pengkapan ikan badut kita
bisa melihat dari wilayah penyebaranya. Fautin dan Allen (1992) memaparkan
bahwa Ikan Badut merupakan ikan yang mempunyai daerah penyebaran relatif luas,
terutama di daerah seputar Indo Pasifik. Di perairan Papua New Guinea ditemukan
tidak kurang dari 8 species. Sedangkan berdasarkan Encharted & Learning (
2004) ikan anemone (clown fish) hidup dibawah laut diantara Anemon. Ikan klon
dapat hidup di perairan hangat pada pantai Tropis Pasifik, Laut Merah,
Samudera Hindia, dan Great Barrier Reef Australia.
Dilihat dari penyebaran yang di kemukakan
para ahli diatas bahwa ikan hias ini mendiami perairan di samudra Hindia dan
Samudera Pasifik,yang berarti Indonesia termaasuk di dalamnya. Di Indonesia
ikan ini dapat juga di temukan di karang wakatobi. Hal ini sangatlah wajar
dikarnakan habitat dari hewan ini ialah karang yang terdapat anemonya.
Alat tangkap yang digunakan adalah jaring
angkat yang berupa serok. Hal ini karena serok merupakan alat tangkap yang
ramah lingkungan yang tidak merusak habitat ikan badut. Serok dan merupakan
alat tangkap sederhana yang jaringnya berasal dari benang yang dalam
pengoperasiannya menggunakan tenaga manusia dan umumnya para nelayan
menggunakan serok di daerah yang dangkal dan berlumpur (Academia.edu, 2010).
|
16
|
Gambar 14. Alat Tangkap
Serok
(Sumber : http//Google.com,
2015)
D.
Tingkat Pengusahaan
Clown fish
merupakan salah satu ikan hias laut yang mempunyai harga yang bervariasi yaitu
mulai dari kisaran harga Rp 5000 sampai jutaan rupiah. Jika dilihat dari segi
ukuran dan usia pemeliharaan, dibandingkan dengan harganya yang cukup tinggi
maka dapat memberikan asumsi bahwa budidaya clownfish dapat memberikan
keuntungan yang luar biasa. Tingginya harga clownfish sangat ditentukan oleh
keunikan warna dan coraknya. Untuk Amphiprion percula, salah satu faktor
penentu harga adalah ketebalan warna hitamnya. Induk Amphiprion percula onyx
yang hampir semua tubuhnya berwarna hitam hanya mampu mewariskan warna yang
sama dengan induknya sekitar 5 – 7 % dan sisahnya hanya memiliki warna hitam
separuh badan dan bahkan ada yang tidak memiliki warna hitam. Oleh karena itu
perlu adanya penelitian dan pengkajian dalam menciptakan corak dan warna yang
diinginkan oleh pasar sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomisnya. Salah satu
cara yang dapat dilakukan untuk menyikapi hal tersebut adalah dengan melalui perkawinan
silang (hybrid) (Fricke, 1977).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam pembuetan makalah ini mengenai ikan nemo
atau biasa disebut ikan badut yaitu :
1.
Ikan nemo (Clown fish)
memiliki potensi yang cukup tinggi. Ikan ini memiliki 30 spesies yang umum
disebut ikan badut. 29 spesies diantaranya dikelompokkan dalam genus Amphiprion dan sisanya 1 spesies dalam sebagai anggota genus Premnas.
2.
Ikan
badut merupakan ikan karang tropis yang hidup di perairan hangat pada daerah
terumbu dengan kedalaman kurang dari 50 meter dan berair jernih.
3.
Clownfish
merupakan salah satu ikan hias laut yang mempunyai harga yang bervariasi yaitu
mulai dari kisaran harga Rp 5000 sampai jutaan rupiah.
B. Saran
Adapun saran kami yaitu setelah melakukan pembuatan
makalah ini, kami berharap di kemudian hari dilakukan praktikum mengenai ikan
badut (Clown fish) agar kami dapat
mengetahui lebih jauh lagi mengenai ikan badut (Clown fish).
.jpg)
daftar pustakanyaaa
BalasHapussangat membantu sekali
BalasHapussanagat membantu sekali
BalasHapus