Sabtu, 25 April 2015

Ikan Nemo/Badut (Clown fish)


TUGAS
MAKALAH SUMBER DAYA PERIKANAN
Family Pomacentridae (Clown fish)”








DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VIII
TAUFIKIR                             I1A1 13 027
ARMAN                                  I1A1 13 062
HASAN ASROF HASMAR  I1A1 13 098
LA MOKI                               I1A1 13 047
IWAN MANDALIKA           I1A1 13 052
SUPRIN                                  I1A1 13 022



PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat allah SWT karena dengan rahmatnya sajalah sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Family Pomacentridae (Clown fish)” guna untuk memenuhi kewajiban saya dalam mata kuliah Sumber Daya Perikanan.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mengharapkan dapat bermanfaat terhadap orang lain sebagai bahan masukan dan menambah wawasan mengenai ekologi dan biologi hewan di lamun.
Jika ada kesalahan dalam penulisan ini, penulis meminta maaf sebesar-besarnya karena penulis juga sebagai manusia biasa yang tak lupuk dari kesalahan. Akhir kata wabillahi taufik walidaya wassalamu’alaikum Wr. Wb.



Kendari, 25 Maret 2015
                                

                               Penulis,










ii
 


DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................         i
KATA PENGANTAR..............................................................................         ii
DAFTAR ISI..............................................................................................         iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................         iv
I.          PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.............................................................................         1
B.     Rumusan Masalah .......................................................................         2
C.    Tujuan dan Manfaat....................................................................         3
II.       PEMBAHASAN
A.    Potensi Sumberdaya Perikanan .................................................         4
B.     Ekobiologi .....................................................................................         6
C.    Daerah Penangkapan ..................................................................         15
D.    Tingkat Pengusahaan ..................................................................        16
III.    PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................         17
B.  Saran ..............................................................................................         17
DAFTAR PUSTAKA









iii
 


DAFTAR GAMBAR
Gambar                                                                                                         Halaman
1        Clown Anemonefish (Amphiprion percula) ..........................................         6
2        False Clown Anemonefish (Amphiprion ocellaris) ...............................         6
3        Spinecheek Anemonefish (Premnas biaculeatus) .................................         7
4        Orange Anemonefish (Amphiprion sandaracinos) ................................         7
5        Tomato Clownfish (Amphiprion frenatus) ............................................         7
6        Pink anemonefish (Amphiprion perideraion) ........................................         8
7        Saddleback Clownfish (Amphiprion polymnus) ...................................         8
8        White-Bonnet Anemonefish (Amphiprion leucokranos) .......................         8
9        Red Sea Anemonefish (Amphiprion bicinctus) .....................................         9
10    Clark’s Anemonefish (Amphiprion clarkii) ...........................................         9
11    Orange-fin Anemonefish (Amphiprion chrysopterus) ...........................         9
12    Maroon Clownfish (Premnas biaculeatus) ............................................         10
13    Morfologi Ikan Nemo/Badut (Amphiprion percula) .............................         11
14    Alat Tangkap Serok ...............................................................................         16










iv
 


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perairan Indonesia kaya dengan berbagai jenis ikan hias air laut dan juga memiliki potensi alami yang sangat baik untuk mengembangkan usaha perikanan terutama ekspor ikan hias laut. Iklim tropis Indonesia cocok untuk budidaya berbagai jenis ikan hias dan memungkinkan dapat berproduksi sepanjang tahun. Sumber daya alamnya juga mendukung yaitu lahan masih luas, sumber air melimpah, dan pakan alami juga masih banyak ketersediaannya di alam. Pembudidayaannya tidak terlalu sulit karena didukung oleh iklim Indonesia yang sesuai (Lesmana dan Iwan, 2006).
Ikan hias merupakan salah satu jenis hasil perikanan di Indonesia yang belum memperoleh perhatian yang besar dibandingakan dengan komoditas pertanian lain pada umumnya, dimana komoditas tersebut dapat memberikan andil tidak sedikit bagi pemasukan devisa negara. Sampai saat ini Indonesia terkenal sebagai penghasil ikan hias terbesar di dunia (Saksono, 2000).
Ikan nemo atau Clown fish berasal dari famili Pomacentridae. Salah satu famili terbesar dalam komunitas ikan karang Hingga saat ini diketahui ada sekitar 32 spesies. 2 spesies diantaranya termasuk dalam marga Amphiprion dan dua lainnya marga Premnas. Sedangkan hybrid sendiri adalah perkawinan silang antara 2 jenis spesies yang berbeda untuk mendapatkan keturunan yang berbeda pula. Mengingat jumlah spesies clownfish yang cukup banyak tersebut dapat memberikan peluang untuk melakukan perkawinan silang. Sampai saat ini Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon telah mengembangkan 8 spesies clownfish dan berhasil menghibrid beberapa spesies dari jenis tersebut. Ukuran maksimal clown fish bisa mencapai 10 – 18 cm (Wood, 2001).

2
Ikan badut atau dikenal juga sebagai ikan giru dan ikan nemo adalah ikan kecil dari family Pomacentridae. Terdapat 30 spesies yang umum disebut ikan badut. 29 spesies diantaranya dikelompokkan dalam genus Amphiprion dan sisanya 1 spesies dalam sebagai anggota genus Premnas. Dalam bahasa Inggris ikan badut dikenal sebagai clown fish atau anemone fish (www.plosone.org, 2014).
Makala ini Akan memberikan sedikit informasi mengenai ikan badut itu sendiri yang menyangkut tentang potensinya di Indonesia, aspek ekologinya yang menyangkut didalamnya habitat ikan badut, aspek daera penangkapanya menyangkut persebaranya serta tingkat pengusahaanya.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makala ini hanya menyangkut beberapa aspek yang tlah di sebutkan diatas tadi yaitu :
1.      Bagaimana potensi sumberdaya ikan badut (clown fish) di Indonesia ?
2.      Bagaimana aspek biologi dari ikan badut ?
3.      Dimanakah daera penagkapan dari ikan badut ?
4.      Bagaimana dengan tingkat pengusahaan ikan badut di Indonesia ?


C.   

3
Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahuai  potensi sumber daya perikanan ikan nemo atau ikan badut (Clown fish)
2.      Mengetahui  aspek ekoblogi dari ikan nemo atau ikan badut (Clown fish)
3.      Mengetahui  daerah penangkapan dan alat tangkap dari ikan nemo atau ikan badut (Clown fish)
4.      Mengetahui  teknik pemasaran dari ikan nemo atau ikan badut (Clown fish)
Manfaat dari makalah ini yaitu sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan mengenai ikan hias family Pomacentridae (Clown fish).
















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Potensi Sumberdaya Perikanan Ikan Nemo (Clown fish) 
Menyebut masallah potensi, ikan badut adalah salah satu jenis ikan hias yang ada di Indonesia yang memilki potensi sangat tinggi jika kita melihat dari potensi keberadaanya di Indonesia yang merupakan daera tropis dimana menjadikan karang yang menjadi habitat utama hewan ini tumbuh dengan baik. Menurut Mc. Grouther, (2004) Ikan badut dapat ditemukan di kedalamn 1-12m ikan ini terdapat pada perairan tropis. Makah hal ini seakan menjelaskan bahwa ikan badut atau clown fish sangatlah berpotensi di perairan Indonesia. Potensi akan keberadaannya haruslah kita manfaatkan dengan baik, karna hla ini bisa mnejadi penunjang ekonomi. Dewasa ini, ikan badut mulai banyak dicari orang untuk dijadikan binatang peliharaan. Beberapa penelitian dan budidaya sudah dilakukan terhadap ikan badut.
Ikan nemo (Clown fish) memiliki potensi yang cukup tinggi. Ikan ini memiliki 30 spesies yang umum disebut ikan badut. 29 spesies diantaranya dikelompokkan dalam genus Amphiprion dan sisanya 1 spesies dalam sebagai anggota genus Premnas. Berikut adalah jenis-jenis ikan nemo (Clown fish) :
§  Amphiprion akallopisos; atau Whitebacked clownfish, di Indonesia dikenal juga sebagai ikan geger putih.
§  Amphiprion akindynos; atau Barrier reef anemonefish.
§  Amphiprion allardi; atau Allard’s anemonefish
§  Amphiprion barberi; 
§ 

5
Amphiprion bicinctus; atau Twoband anemonefish
§  Amphiprion chagosensis; atau Chagos anemonefish
§  Amphiprion chrysogaster; atau Mauritian anemonefish
§  Amphiprion chrysopterus; atau Orangefin anemonefish
§  Amphiprion clarkii; atau  Clark’s anemonefish, di indonesia dikenal sebagai ikan giru atau ikan badut.
§  Amphiprion ephippium; atau Red saddleback anemonefish, di Indonesia dikenal sebagai ikan giru totol atau ikan tompel.
§  Amphiprion frenatus; atau Tomato clownfish, di Indonesia dikenal sebagai ikan badut, atau ikan tompel strip.
§  Amphiprion fuscocaudatus; atau Seychelles anemonefish
§  Amphiprion latezonatus; atau Wide-band Anemonefish
§  Amphiprion latifasciatus; atau Madagascar anemonefish
§  Amphiprion leucokranos; atau Whitebonnet anemonefish
§  Amphiprion mccullochi; atau Whitesnout anemonefish
§  Amphiprion melanopus; atau Black anemonefish
§  Amphiprion nigripes; atau Maldive anemonefish
§  Amphiprion ocellaris; atau Western clownfish atau Nemo
§  Amphiprion omanensis; atau Oman anemonefish
§  Amphiprion pacificus;
§  Amphiprion percula; atau Pink anemonefish, di Indonesia dikenal sebagai ikan badut
§  Amphiprion perideraion;
§ 

6
Amphiprion polymnus; atau Saddleback clownfish, di Indonesia dikenal ikan giru
§  Amphiprion rubrocinctus; atau Australian anemonefish
§  Amphiprion sandaracinos; atau Yellow clownfish, di Indonesia dikenal ikan giru
§  Amphiprion sebae; atau Brown clownfish, di Indonesia dikenal ikan giru pasir
§  Amphiprion thiellei; atau Thielle’s anemonefish
§  Amphiprion tricinctus; atau Maroon clownfish
§  Premnas biaculeatus; atau GOLD  stripe clown dan Spine-cheek anemonefish, di Indonesia dikenal sebagai ikan Giro balong strip kuning (http://alamendah.org, 2014).
Gambar 1. Clown Anemonefish (Amphiprion percula)
Gambar 2. False Clown Anemonefish (Amphiprion ocellaris)

7
Gambar 3. Spinecheek Anemonefish (Premnas biaculeatus)
Gambar 4. Orange Anemonefish (Amphiprion sandaracinos)
Gambar 5. Tomato Clownfish (Amphiprion frenatus)


8
Gambar 6. Pink anemonefish (Amphiprion perideraion)
Gambar 7. Saddleback Clownfish (Amphiprion polymnus)
Gambar 8. White-Bonnet Anemonefish (Amphiprion leucokranos)


9
Gambar 9. Red Sea Anemonefish (Amphiprion bicinctus)
Gambar 10. Clark’s Anemonefish (Amphiprion clarkii)
Gambar 11. Orange-fin Anemonefish (Amphiprion chrysopterus)


10
Gambar 12. Maroon Clownfish (Premnas biaculeatus)
B.     Ekobiologi
1.      Klasifikasi dan Morfologi
Klasifikasi ikan badut (Amphiprion percula) menurut Fautin dan Allen (1992), adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Super kelas : Osteichthyes
Kelas : Actynopterygii
Sub kelas : Neopterygii
Ordo : Perciformes
Sub ordo : Labroidei
Famili : Pomacentridae
Genus : Amphiprion
Spesies : Amphiprion percula
Ikan badut (Amphiprion percula) berwarna oranye cerah, dengan tiga garis putih pada tubuhnya. Tiga garis putih pada ikan badut terdapat pada bagian pada bagian kepala, tengah-tengah badan, dan pangkal ekor. Ikan ini, memiliki sebaran warna hitam pekat dan pola garis putih di bagian perut lebih tajam. Selain itu, ikan badut memiliki jari-jari keras sebanyak 10 buah dan jari-jari lunak pada sirip punggungnya sebanyak 17 buah, dengan panjang jari-jari sirip yang berbeda (Fautin dan Allen, 1992). Gambar morfologi ikan badut (Amphiprion percula) dapat dilihat pada Gambar 2.

11
Gambar 13. Morfologi Ikan Nemo/Badut (Amphiprion percula)
(Sumber : Http: Google.com)
2.      Habitat
Ikan badut merupakan ikan karang tropis yang hidup di perairan hangat pada daerah terumbu dengan kedalaman kurang dari 50 meter dan berair jernih. Dengan daerah penyebaran di Samudera Pasifik (Fiji), Laut Merah, Samudra Hindia (Indonesia, Malaysia, Thailand, Maladewa, Burma), dan Great Barrier Reef Australia (https://adearisandi.wordpress.com, 2012).
Ikan badut (Amphiprion percula) berasal dari Papua Nugini dan Kepulauan Solomon. Ikan badut hidup di laut dengan kedalaman 1-12 meter pada derah terumbu karang di pesisir dan di teluk. Beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi dan arah distribusi dari ikan badut adalah jumlah larva, ketersediaan anemon laut, faktor-faktor hidrografi dan adanya daratan penghalang (Wood, 2001).

12
Habitat ikan badut (Amphiprion percula) berada di antara tentakel-tentakel anemon. Hubungan antara ikan badut dan anemon adalah simbiosis mutualisme, sehingga ikan ini juga dikenal sebagai ikan anemon. Simbiosis ini berupa, ikan badut mendapat proteksi dan memakan material non-metabolik yang dikeluarkan oleh anemon. Disisi lain, anemon dibersihkan dan dilindungi dari predator oleh ikan simbionnya. anemon yang biasa bersimbiosis dengan ikan badut antara lain, Heteractis magnifica, dan Stichodactyla gigantean. Ikan badut (Amphiprion percula) biasanya tinggal menetap di salah jenis anemon saja dan tidak suka berpindah-pindah ke anemon lain (Nelson dkk., 1996).
Parameter kualitas air yang perlu diperhatikan dalam budidaya ikan badut menurut Anonim (2009), yaitu suhu (28 -32 0C), salinitas (30-32 ppt), kesadahan (80-120 mg/l), pH (7-8), DO (>5 mg/l), amoniak (<0,5 mg/l), phospat (<0,1 mg/l), NO2 (<0,1 mg/l), dan NO3 (<0,5 mg/l).
3.      Makanan
Ikan badut merupakan ikan omnivore (pemakan hewan dan tumbuhan), jadi selain invertebrata kecil (crustacea & parasit yang melekat pada tubuh anemon), alga juga diketahui memenuhi 20 – 25% kebutuhan nutrisinya (http://ikanhiasahmad.blogspot.com, 2014).
Ikan badut (Amphiprion percula) di alam mendapatkan makanan dari sekitar anemon. Ikan badut merupakan ikan omnivora yang mengkonsumsi zooplankton, invertebrata kecil (crustacean) dan parasit yang melekat pada tubuh anemon serta alga bentik. Ikan badut biasanya menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk mencari makan, bermain, dan berpasangan dalam wilayah tempat hidupnya (Wood, 2001).
4.     

13
Pertumbuhan
Pada dasarnya clown fish terlahir dalam keadaan jantan dan yang akan berubah kelamin menjadi betina adalah yang terbesar dari kelompoknya atau pasangannya. Untuk mencapai ukuran induk membutuhkan waktu sekitar 8 bulan sampai 1 tahun (Fautin dan Allen, 1992).
Ikan badut hidup dalam kelompok kecil dalam satu anemon yang terdiri dari pasangan induk, beberapa ikan jantan muda, dan beberapa anakan ikan yang juga berkelamin jantan. Ketika betinanya mati, ikan jantan dominan akan berubah kelamin menjadi betina dan akan mencari pasangan jantan, strategi ini dikenal sebagai sequential hermaphroditism (perubahan kelamin secara berurutan). Saat musim pemijahan (sekitar bulan purnama), telur diletakkan pada permukaan relatif datar dekat anemon mereka. Kedua induk menjaga telur dan mengipas telur mereka dengan air segar selama 6 sampai 10 hari. Biasanya penetasan terjadi saat malam hari, kurang lebih 2 jam setelah matahari terbenam. Setelah menetas, bayi ikan badut akan naik ke permukaan dan hidup dengan memakan plankton. Setelah cukup besar, anakan ikan badut akan turun dari permukaan dan mencari anemon inang yang sesuai. Di anemon inang, mereka akan mengikuti tahapan hirarki yang ada. Setelah tumbuh dari anakan menjadi remaja yang belum matang secara seksual, ikan badut akan masuk ke tahap berikutnya, yaitu mengembangkan alat reproduksi jantan (gonad) yang matang sebagai pasangan betina dominan (Fricke, 1977).
5.     

14
Reproduksi
Ikan badut bersifat Sequential hermaphroditism (perubahan kelamin secara berurutan). Semua ikan badut berjenis kelamin jantan ketika mereka lahir. Setelah mereka dewasa , individu dominan akan berubah menjadi betina. Betina biasanya berukuran lebih besar daripada jantan dan akan menjadi pemimpin utama dari wilayah mereka. Ikan badut hidup dalam kelompok kecil dalam satu anemon yang terdiri dari pasangan induk, beberapa ikan jantan muda, dan beberapa anakan ikan yang juga berkelamin jantan. Ketika betinanya mati, ikan jantan dominan akan berubah kelamin menjadi betina dan akan mencari pasangan jantan, strategi ini dikenal sebagai sequential hermaphroditism (perubahan kelamin secara berurutan). Saat musim pemijahan (sekitar bulan purnama), telur diletakkan pada permukaan relatif datar dekat anemon mereka. Kedua induk menjaga telur dan mengipas telur mereka dengan air segar selama 6 sampai 10 hari. Biasanya penetasan terjadi saat malam hari, kurang lebih 2 jam setelah matahari terbenam. Setelah menetas, bayi ikan badut akan naik ke permukaan dan hidup dengan memakan plankton. Setelah cukup besar, anakan ikan badut akan turun dari permukaan dan mencari anemon inang yang sesuai. Di anemon inang, mereka akan mengikuti tahapan hirarki yang ada. Setelah tumbuh dari anakan menjadi remaja yang belum matang secara seksual, ikan badut akan masuk ke tahap berikutnya, yaitu mengembangkan alat reproduksi jantan (gonad) yang matang sebagai pasangan betina dominan. Ikan badut merupakan salah satu jenis ikan hias air laut yang berhasil dikembangbiakkan di penangkaran dalam skala besar (http://adearisandi, 2012).
C.   

15
Daerah Penangkapan dan Alat Tangkap
Mengenai daerah pengkapan ikan badut kita bisa melihat dari wilayah penyebaranya. Fautin dan Allen (1992) memaparkan bahwa Ikan Badut merupakan ikan yang mempunyai daerah penyebaran relatif luas, terutama di daerah seputar Indo Pasifik. Di perairan Papua New Guinea ditemukan tidak kurang dari 8 species. Sedangkan berdasarkan Encharted & Learning ( 2004) ikan anemone (clown fish) hidup dibawah laut diantara Anemon. Ikan klon dapat hidup di perairan hangat pada  pantai Tropis Pasifik, Laut Merah, Samudera Hindia, dan Great Barrier Reef Australia.
Dilihat dari penyebaran yang di kemukakan para ahli diatas bahwa ikan hias ini mendiami perairan di samudra Hindia dan Samudera Pasifik,yang berarti Indonesia termaasuk di dalamnya. Di Indonesia ikan ini dapat juga di temukan di karang wakatobi. Hal ini sangatlah wajar dikarnakan habitat dari hewan ini ialah karang yang terdapat anemonya.
Alat tangkap yang digunakan adalah jaring angkat yang berupa serok. Hal ini karena serok merupakan alat tangkap yang ramah lingkungan yang tidak merusak habitat ikan badut. Serok dan merupakan alat tangkap sederhana yang jaringnya berasal dari benang yang dalam pengoperasiannya menggunakan tenaga manusia dan umumnya para nelayan menggunakan serok di daerah yang dangkal dan berlumpur (Academia.edu, 2010).

16
Gambar 14. Alat Tangkap Serok
(Sumber : http//Google.com, 2015)
D.       Tingkat Pengusahaan
Clown fish merupakan salah satu ikan hias laut yang mempunyai harga yang bervariasi yaitu mulai dari kisaran harga Rp 5000 sampai jutaan rupiah. Jika dilihat dari segi ukuran dan usia pemeliharaan, dibandingkan dengan harganya yang cukup tinggi maka dapat memberikan asumsi bahwa budidaya clownfish dapat memberikan keuntungan yang luar biasa. Tingginya harga clownfish sangat ditentukan oleh keunikan warna dan coraknya. Untuk Amphiprion percula, salah satu faktor penentu harga adalah ketebalan warna hitamnya. Induk Amphiprion percula onyx yang hampir semua tubuhnya berwarna hitam hanya mampu mewariskan warna yang sama dengan induknya sekitar 5 – 7 % dan sisahnya hanya memiliki warna hitam separuh badan dan bahkan ada yang tidak memiliki warna hitam. Oleh karena itu perlu adanya penelitian dan pengkajian dalam menciptakan corak dan warna yang diinginkan oleh pasar sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomisnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menyikapi hal tersebut adalah dengan melalui perkawinan silang (hybrid) (Fricke, 1977).

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kesimpulan dalam pembuetan makalah ini mengenai ikan nemo atau biasa disebut ikan badut yaitu :
1.      Ikan nemo (Clown fish) memiliki potensi yang cukup tinggi. Ikan ini memiliki 30 spesies yang umum disebut ikan badut. 29 spesies diantaranya dikelompokkan dalam genus Amphiprion dan sisanya 1 spesies dalam sebagai anggota genus Premnas.
2.      Ikan badut merupakan ikan karang tropis yang hidup di perairan hangat pada daerah terumbu dengan kedalaman kurang dari 50 meter dan berair jernih.
3.      Clownfish merupakan salah satu ikan hias laut yang mempunyai harga yang bervariasi yaitu mulai dari kisaran harga Rp 5000 sampai jutaan rupiah.
B.     Saran

Adapun saran kami yaitu setelah melakukan pembuatan makalah ini, kami berharap di kemudian hari dilakukan praktikum mengenai ikan badut (Clown fish) agar kami dapat mengetahui lebih jauh lagi mengenai ikan badut (Clown fish).

3 komentar: